Kesedihan yang ditinggalkan

Ternyata ngga semudah yang dibayangkan untuk melupakan orang yang telah meninggalkan kita. Tercekat juga rasanya melihat Om yang biasanya selalu ceria, ramai dan membuat suasana menjadi riuh ini tiba2 terlihat terbujur kaku. Saat aku datang terakhir kali, dia tidak bisa menyapaku seperti biasa, tidak menanyakan keadaan kami, dan tidak satupun komentar yang keluar dari bibirnya.

Masih teringat liburan2 terakhir keluargaku dan keluarga Om bersama. Masih ingat juga Om yang begitu gaul. Aku tau, diatas semua kekurangan Om, Om adalah orang yang sangat baik. Om ramah sekali.
Sampai tadi aku masih ingat saat2 itu Om. Aku sempat mengenangnya bersama suamiku.
Masih ingat canda tawa Om, masih ingat waktu liburan di jakarta aku lelet, jadinya semua schedule jadi mundur. Mama marah2 padaku. Tapi Om tetep tersenyum.
Ingat juga liburan2 lainnya.. klub bunga, berenang dll..

Mendapat kabar hari itu,  aku, suami dan adik laki2ku melaju ke RS..
melihat tante.. dan anak tunggal Om yang sangat kusayangi, aku ngga bisa berkata apa2.
Maap ya Om, kalo selama ini Irene kurang bisa jaga An, padahal Irene masih ingat betul kata2 Om di waktu menitipkan An ke Irene.

Kami lebih sedih lagi, saat mobil jenasah pulang ke Probolingo untuk membawa jenasah Om pulang malam itu. Cuma tante dan An, tidak ada siapa2 lagi. Cukup terhibur waktu Mama telp dan mengatakan bahwa tempat persemayaman sudah siap, dan banyak orang sudah menunggu disana. Kalo ngga salah malam itu perjalanan ditempuh selama 3-4 jam dengan mobil ambulans. Termasuk cepat, mungkin kalau dengan mobil biasa, ngga akan secepat itu.
Karena esoknya perjalananku pukul 18.00 dari surabaya, tiba disana pukul 24.00.

Om, terima kasih atas perhatian Om pada Re selama ini. Btw, sepulang kami dari RS, malam itu Re bangkit dan bergurau2 agak lama dengan sesuatu yang ngga bisa kulihat. Paginya Re dadah2 seperti biasanya mengantar tamu pulang kearah luar pada saat kupangku di sofa dekat pintu. Om-kah itu??

Doaku, semoga Tante dan An bisa kuat.
Selamat jalan Om.. Re, Irene dan Jun akan selalu mendoakan Om. Irene percaya Om bisa datang kepada Bapa.

Miss you,
Re, Ren & Jun